"KITCHEN EQUIPMENT & UTENSIL epsd 8 Agustus 2017"

Nama                           : Proofing Machine
Kegunaan                    : untuk membantu proses pengembangan roti
Bahan                          : alumunium dan stainles steel
Cara membersihkan     : menggunakan lap kering

Mesin proofer atau steamer berfungsi sebagai mesin pengembang adonan roti. Yang mana untuk membuat adonan roti agar bisa mengembang adalah dengan menggunakan ragi atau teast pada adonan. Ragi merupakan salah satu bahan yang paling penting dalam pembuatan roti, tanpa ragi roti tidak akan mengembang. Pada proses pembuatan roti tentunya ada yang namanya proses fermentasi, tanpa adanya ragi hal tersebut tidaklah terjadi. Ragi sendiri merupakan mikroorganisme hidup yang berkembang biak dengan memakan glukosa. Adonan roti dapat berkembang dikarenakan ragi menghasilkan gas karbondioksida dalam adonan roti.

Ragi sendiri akan bisa mengembang dengan baik apabila ditempatkan pada suhu 30-40 derajat celcius dengan tingkat kelembapan 70-80 persen. Kebanyakan orang ketika mengembangkan adonan kue menggunakan tempat untuk adonan kemudian ditutupi dengan lap kering yang biasanya membutuhkan waktu sampai 90 menit. Pertanyaannya, apakah adonan roti tadi berkembang dengan sempurna, sementara ragi membutuhkan suhu 30-40 derajat celcius dengan tingkat kelembapan 70-80 persen. Jawabanya tentulah tidak sempurna. Dengan proses pengembangan adonan dalam pembuatan roti tentunya hasilnya akan beda dengan adonan yang proses pengembangan nya menggunakan mesin pengembang khusus. 

Mesin proofer sendiri didesain khusus untuk menghidupkan ragi agar menghasilkan karbondioksida yang terperangkap di dalam jaringan gluten dalam adonan roti. Dengan menggunakan tenaga listrik 350 watt dalam memanaskan air di dalam heaternya tentulah sangatlah tidak terlalu memakan biaya operasional listriknya. Cara pakainya pun mudah dengan menyambungkan kabel heater ke listrik, kemudian isi heater dengan air kemudian masukkan adonan ke dalam ruang proofer yang sudah mulai mengembun terlihat di kaca mesin proofer nya.
 

Nama                           : Dough Sheeter
Kegunaan                    : untuk membantu menipiskan adonan sesuai dengan kebutuhan kita
Bahan                          : alumunium dan stainles steel
Cara membersihkan     : menggunakan lap kering, dan bersihkan alas dengan brush


Dough sheeter machine adalah mesin yang fungsinya untuk membentuk adonan menjadi lembaran-lembaran yang rapih dengan ketebalan yang sama. Mesin ini memiliki presisi yang lebih baik dibandiingkan meratakan adonan dengan gilingan konvensional biasa yang menggunakan tenaga manusia yang mungkin berfluktasi sehingga lembaran menjadi tidak rapih karena ketebalannya tergantung dari kekuatan menekan gilingan tersebut.

Asal mula proses pelapisan dough tidak secara khusus ditelusuri kembali ke setidaknya tahun 1977 dalam kasus Rademaker BV, yang dapat dianggap sebagai salah satu spesialis teknologi pelapis adonan paling awal.

Croissant and puff pastry adalah produk pertama yang diproduksi dengan teknologi adonan lembaran. Saat ini industri roti melihat tren yang juga mencakup produksi roti, produk flatbread dan pizza yang diproduksi dengan teknologi sheeting



 
Nama                           : Gelas/Glass
Kegunaan                    : untuk menampung cairan yang akan diminum
Bahan                         : kaca
Cara membersihkan     : menggunakan air sabun dan air bersih lalu di lap dengan lap kering

Gelas adalah tempat atau alat atau benda yang biasanya digunakan untuk menampung air atau cairan untuk diminum.

Seni membuat kaca atau gelas merupakan salah satu pencapaian yang pernah ditorehkan peradaban Islam di era keemasan. Namun, pencapaian umat Islam yang begitu tinggi itu seakan dinihilkan peradaban Barat.Para ahli kaca atau gelas Barat tak pernah menghitung keberhasilan serta warisan yang telah disumbangkan umat Islam dalam pembuatan kaca serta gelas

Seakan ingin menutupi keberhasilan yang pernah dicapai umat Islam, para ahli kaca di Barat selalu menonjolkan kemewahan seni pembuatan kaca di Eropa. Padahal, teknologi dan teknik pembuatan kaca atau gelas yang dikuasai Barat, saat ini, merupakan hasil transfer pengetahuan dan teknologi dari dunia Islam.

”Apa yang dilakukan para ahli kaca atau gelas Barat sungguh tak adil, karena menyembunyikan nilai-nilai seni kaca Islami serta menihilkan pencapaian yang sesungguhnya,” kata Norman A Rubin dalam tulisannya berjudul “Islamic Glass Treasure: The Art of Glass Making in the Islamic World”.
Sejatinya, seni pembuatan kaca atau gelas memang telah berkembang sebelum ajaran Islam diturunkan. Ketika umat Islam mulai membentangkan wilayah kekuasaan pada abad ke-7 M, pembuatan gelas atau kaca telah berkembang di Mesir dan kawasan Asia barat.

Namun, sejak kekhalifahan Islam menguasai wilayah sentra-sentra pembuatan gelas atau kaca, teknologi, dan teknik pembuatan produk pecah-belah itu berkembang dengan sangat pesat. Stefano Carboni dan Qamar Adamjee dari The Metropolitan Museum of Art dalam tulisannya berjudul “Glass from Islamic Lands” memaparkan, dari abad ke-7 hingga 14 M, produksi kaca atau gelas didominasi oleh negeri-negeri Islam.Tak cuma itu, inovasi serta teknologi yang digunakan untuk memproduksi gelas atau kaca di era kekhalifahan begitu sangat tinggi. ”Inilah fase yang gemilang dalam seni pembuatan gelas serta kaca,” papar Stefano dan Qamar Adamjee

Teknik serta teknologi pembuatan kaca atau gelas yang diciptakan peradaban Islam dapat dipelajari dengan lebih baik berdasarkan teknik manipulasinya. Beragam teknik pembuatan kaca atau gelas di dunia Islam yang mudah dipelajari itu begitu berpengaruh terhadap dunia Barat. Pada abad ke-17 M, peradaban Barat menyerap beragam teknik pembuatan kaca itu dari peradaban Islam.

Mulai abad ke-14 M, para seniman Barat, khususnya di Venicia mulai belajar membuat gelas atau kaca sendiri. Beragam produk pecah belah yang dihasilkan seniman Muslim menjadi inspirasi bagi para seniman Barat. Selain itu, seniman di Venicia juga diuntungkan dengan kemudahan mendapatkan bahan baku pembuatan gelas yang berkualitas yang diimpor dari Mesir dan Suriah..

Industri barang pecah belah berkualitas yang dihasilkan dunia Islam hanya mampu bertahan hingga abad ke-17 M. Seiring meredupnya kejayaan pemerintahan Islam, seni pembuatan barang pecah-belah mulai diambil-alih peradaban Barat.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tabel Suhu Penyimpanan Berbagai Macam Bahan Makanan

CURRICULUM VITAE

"KITCHEN EQUIPMENT & UTENSIL epsd 9 Agustus 2017